Tiupan angin sore berhembus melewati lembah dan memantul ke tempatku berdiri di ketinggian sekitar 1.000 m dari permukaan laut. Serasa berada di puncak bogor yang katanya begitu adem dan tenang, Memang sih…? Cuma namanya sama akan tetapi keadaanya sangatlah berbeda. Di sana aku dapat memandang lepas. Dari sebelah timur puncak tampak pulau yang terakhir dari Kepulauan Wakatobi yang akrab di sapa dengan Pulau Binongko, hempasan ombak di tadu sampalu Kecamatan Tomia Timur. Disebelah baratnya tampak terlihat Lapangan Terbang Maranggo dan tak kala menariknya dari sana aku dapat melihat indahnya Sunset di antara Pulau Lentea dan Pulau Sawa. Dan di sana juga ku temukan puluhan fosil kima raksasa bersama terumbu karang. Sungguh suatu pemandangan yang sangat indah yang tak akan mungkin ku temukan di tempat lain.
Di sana aku sangat menikmati suasana, hingga pikiranku turut melayang jauh, meskipun hanya bersahabatkan sebatang pohon tapi terasa bagaikan kuberada di hutan amazon yang memiliki berjuta pohon yang berdaun lebat dan amat rindang... Begitupun dengan padang ilalang yang bergoyang-goyang mengikuti arah tiupan angin...! Tak terasa haripun semakin petang sang mataharipun mulai hilang dari pandanganku, kehangatan sunsetpun semakin berkurang hingga tiupan angin terasa semakin dingin dan keringat dingin mulai datang menemani tanpa disadari.
Di sana aku sangat menikmati suasana, hingga pikiranku turut melayang jauh, meskipun hanya bersahabatkan sebatang pohon tapi terasa bagaikan kuberada di hutan amazon yang memiliki berjuta pohon yang berdaun lebat dan amat rindang... Begitupun dengan padang ilalang yang bergoyang-goyang mengikuti arah tiupan angin...! Tak terasa haripun semakin petang sang mataharipun mulai hilang dari pandanganku, kehangatan sunsetpun semakin berkurang hingga tiupan angin terasa semakin dingin dan keringat dingin mulai datang menemani tanpa disadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar